Laman

Rabu, 01 Mei 2013

Semesta melelahkan

Terima kasih semesta telah temaniku hingga larut
Sedari tadi terang berkerlip
Hingga senja menggulung mentari ke ufuk barat
Tinggalkan beberapa lelah dalam bidak kesibukan yang belum kunjung berakhir

Meski takdir baik tak kunjung kudapati hari ini
Biarlah lelah menjadi pintu terakhirku dalam sepi
Menutup beribu bayang tak jelas yang membuntutiku kemanapun aku berpijak
Sampai sudut tersempit yang mengapitku dengan penuh sesak

Terangnya hidup mungkin masih terlalu jauh kugapai
Begitupun indahnya pencapaian
Semua masih terlihat seperti desain yang hanya baru berbentuk garis-garis kecil
Memanjang dan tidak berpola jelas
Masih sebatas rencana, perhitungan dan hanya keraguan
Ada beberapa yang sudah kumulai
Tapi hanya memulai, belum sepenuhnya diperjuangkan

Huuuhhhhh
Lelah sekali hari ini
Mungkin ini saatnya kututup hari dalam pelukan mimpi
Semoga berlalu dengan indah hingga esok alaram kesibukan berdentang kembali
Semoga juga lebih indah, lebih pasti dan tentunya lebih bermakna untuk kembali diselami




IBL39
ANV10th

Teori Sia-sia

Bermula dari sesuatu yang rumit
Aku berpikir keras meretas kebuntuan solusiBerpikir dan kemudian berpikir terlalu dalam
Sampai saat dimana aku sadar akan posisi diri
Aku terhenyak saat perangkap mulai meremukkan kenyataan disekeliling
Membuatku sadar betapa aku terlalu banyak berpikir
Membelakangkan tantangan dan melewatkan permulaan

Aahhh betapa bodohnya aku
Terlalu takut kenyataan dan hanya mengandalkan perhitungan
Tersilaukan kontradiksi kosong yang tak beralasan
Melupakan betapa berharganya kegagalan untuk sebuah perbaikan
Hingga aku baru menyadari betapa aku hanya berjalan ditempat tanpa perpindahan berarti

Maafkan aku Tuhan
Aku mendustakan diriku dengan alasan antisipatif yang berteori
Maafkan pula aku yang terlalu cepat menyudahi permulaan
Sampai lupa untuk meneruskan perjuangan
Aku janji, mulai dari nafasku kedepan
Akan ku ubah cara teindakku terhadap kenyataan semesta
Menyesuaikan pikiran dengan segenap percobaan
Yang pahit yang Kau ujikan atau yang manis yang Kau ridhoi

Terimakasih telah ingatkanku




IBL39

Cukup Sahabat


Waktu berlalu berganti perlahan namun terasa cepat
Meninggalkan segala bentuk masa lalu yang terukir dalam hidup
Berwujud cerita, kesakitan atau hampa yang terasa sesak
Beberapa juga tersirat bahagia dalam bentuk sekacita lukisan wajah

Ada yang datang, banyak juga yang pergi
Satu mendekat, satu lainnya perlahan merenggang
Karena bosan atau mungkin sudah tak raih kepastian
Seperti kamu yang beberapa waktu mulai tak lagi seyakin dulu
Dengan beberapa permintaan dan alasan klise dalam kata-katamu
Yang kamu harap dariku, namun segera aku tutupi
Dan tentunya membuat kamu merasa bosan dengan tampak adanya aku

Bukan aku yang membatasi
Atau rasa yang kamu anggap aku tak rasakan
Aku tahu dan sadar dengan caramu merangsang dampak kesendirianku
Yang kau pikir celah dimana kamu bisa masuk lebih dalam menuju hatiku
Memilikiku dan merasa kamu aku miliki

Aku tidak berpura-pura bodoh dengan usiaku
Tidak pula menjadi gila pujaan darimu yang kutahu inginkanku
Hanya saja aku tak ingin ulangi kesalahanku dimasa lalu
Yang beberapa kali terulang dalam hidup yang terlalu banyak bodohnya ini
Kehilangan sahabat yang sangat kuanggap sebagai sahabat
Karena rasa yang berlebih dan berujung pada perlakuan khusus
Sehingga sedikit saja terlewat membuat beragam masalah dibuat terlalu rumit
Dan akhirnya berpisah tak bicara dan ragu untuk bertegur sapa
Dan yang paling disayangkan adalah banyak diantara masalah yang berujung tangisan
Tanpa sedikitpun pelajaran yang mampu kau tangkap dari masa lalu

Jujur saja, aku bukannya memunafikkan diri karena mencintaimu
Bahkan sampai hari inipun aku masih terkepung rindu yang meskipun kamu tidak pernah tahu
Semua masih aku tahan karena firasat baikku mengatakan kamu harus tetap sahabatku
Sahabat yang aku putar balikkan kata supaya tidak menjadi seorang yang merasa spesial dalam hidupku

Cukup sahabat, yang saling menguatkan saat badai menyerang kencang
Yang saling berpegangan meski dunia tak lagi merangkul
Juga yang tak pernah berkata bisa, namun perjuangan harus tetap bersama



:IBL39