Laman

Rabu, 28 September 2016

Terakhir Melihatnya

Matahari di hari itu sedikit malu
Mengintip sedikit keluarkan wujudnya
Tak begitu gelap sinarnya terbagi
Cukup untuk hiasi hari perindah wajah yang sedari lama telah indah

Aku hanya memandanginya dari jauh hari itu
Hari dimana yang kutahu adalah hari terakhir aku bisa melihatnya
Wajah nan indah dengan senyum teramat mengagumkan
Elok sekali tergambar jelas dalam ingatan
Aku hanya tersenyum memandanginya, jelas senyum yang konyol
Senyum sebatas menutupi kekhawatiranku tak bisa menemukannya nanti

Anggun sekali dia berjalan hari itu
Dengan baju merah muda berpadu dengan kerudung yang sama warna
Berjalan melewati pintu pintu yang terbuka setengahnya
Dia hampiri beberapa pintu dengan penghuni yang sesekali kulihat bercakap kecil
Lalu tak lama pergi karena dia tahu secepatnya harus bergegas
Itulah kiranya hari terakhir yang sulit aku lupa

Namun bodoh tak dapat dipungkiri
Selama beberapa waktu dia berada di dekat tempatku tinggal
Aku bodoh karena tak pernah sekalipun berbicara panjang dengannya
Pernah suatu ketika, aku hanya mampir ke tempatnya dan orangtuanya membuka usaha
Sekedar memesan seporsi makan untuk kumakan ditempat itu segera
Hanya mendengar beberapa bunyi kata lembut sebatas keharusan semata
Paling bodoh, aku bahkan tak pernah tahu namanya
Aku hanya tahu dia indah, dia sholeha dan dia santun dalam pandangku
Yang terbaik yang pernah aku temui

Sampai nanti wanita santun tetangga depan rumah

Semoga nanti aku tahu siapa kamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar