Laman

Minggu, 30 Juli 2017

Seperti Cinta di Masa Lalu

Hey, aku pernah menyukaimu, dulu
Ya, dulu waktu masih berwarna abu abu celanaku
Aku suka senyummu, aku suka tatapan matamu, dan aku teramat suka ramah tamahmu

Waktu itu, terlalu rumit bila dikata sukaku adalah cinta
Tapi kujamin semua itu adalaha rasa yang nyata
Seperti bunga, biar apapun warna dasarnya, selalu ada wangi berbeda dari tiap bentuknya

Aku rindu masa itu, aku ingin kembali ke situasi di hari-hari itu
Bila saja usia ku tak jauh, ingin rasanya ku ungkap dalam kata rasaku itu
Agar lega dan tak menjadi angan belaka rasa kagumku padamu

Sekarang semua tinggal hanya  ingatan masa lalu
Yang sekedar bisa ku ingat, tapi sedikit menjadi sesal dalam kalbu
Ya, sedikit
Aku yakin hanya sedikit sesalku itu


Sabtu, 13 Mei 2017

Momen Esok Hari

Besok adalah hari terbesarmu
Hari dimana segala doa terjawab dalam ijab
Dan perjuangan tertuang dalam qabul

Dimulai dari esok, aku sudah harus berhenti berharap terhadamu
Walau bagaimana pun aku kejam bila aku masih berharap padamu
Apa kata Tuhan bila aku masih melawan hukumNya yang sudah pasti

Tapi, jika boleh aku berharap, kuingin Tuhan senantiasa menjagamu
Menjaga hidupmu, memeluk erat imanmu, dan suguhkan berkah dalam bentuk sakinahnya perjalanan bahtera mu
Oh iya, itu doa

Baik baiklah terhadapnya, cintailah dia seutuhnya
Semoga dengan kesungguhanmu dialah yang terakhir untukmu

Selamat menempuh hidup baru harapanku yang dulu

Tanyaku

Hei, kamu apa kabar ?
Baik kah ? Indahlah harimu ?
Senangkah kamu dalam hidupmu ?
Sejak kapan senyummu tampak tak ikhlas ?
Bagaimana dengan mimpimu yang dulu ?
Masihkan kau kejar ?
Sudahlah kau perjuangkan dengan cintamu ?
Apa kamu merasa lelah ? Dengan segala ambisimu ? Dengan semua kerja kerasmu ?
Puaskah dengan apa yang kau punya saat ini?
Lalu sampai kapan kamu akan berlari?
Tak lupakah kamu dengan aku ?
Apa mungkin kamu sudah tak mau mengingatku ?
Apa aku merepotkan ?
Maafkan aku

Aku Yang Bodoh

Aku seperti orang bodoh yang tak mengerti cara melangkah dengan dua kaki
Kanan maju kaku, kiri maju tak tau dimana letaknya
Aku terjebak dalam lingkaran naif buatanku sendiri
Terdiam dengan segala bentuk kecewa yang oranglain tak pernah tahu sebabnya

Dasar bodoh, apa yang terjadi padamu ?
Menunggu? Berharap pada keajaiban ?
Berharap malaikat yang sampaikan rasa mu pada dia ?
Pikiran bodoh macam apa itu

Menunggu sesuatu yang tak kau perjuangkan
Berharap pada diri yang tak pernah kau dekati dalam nyata
Mengharap jalan cerita seindah drama dalam script yang dibuat indah endingnya
Khayalanmu terlalu tinggi. Ehh aku maksudku

Sekarang baru aku sadar, aku tak sepintar yang orang kira
Tak seberani yang aku pelajaaku
Dasar pecundang

Lalu aku harus bagaimana ?
Menyesal dengan segala takdir?
Mengasingkan diri membuang gambar gambar di memori hanphone?
Melarikan diri dan menghilang ?
Dasar bodoh, memang sepantasnya kau mati saja dalam khayalmu
Lupakan semua omongkosong harapan yang kau lukis seakan nanti menjadi keajaiban
Bodoh, kau memang bodoh. Maksudku, aku yang bodoh.

Sabtu, 11 Maret 2017

Un-Theme

Seperti aku yang terbang dihempas angan, tercabik hati karena harapan dan kenyataan tak kunjung menemui arah sejalan. Aku hanya terus bertahan mengadu harapan demi harapan meski perjuangan sedikitnya sudah banyak terpatahkan keadaan.

Sejauh hari melewat waktu, sepanjang jalan disusur nyata, aku hanya kian memburuk dalam sepi-nya malam dalam kotak kecil penyangga hidup. Berpacu mengatur napas yang menyempit karena ruang yang dibatas taraf hidup. Tidak begitu menyenangkan sebetulnya.

Yang lalu biarlah berlalu, hari ini adalah nyata dalam cara bertahan hidup, dan esok terserah Tuhan mau mengalirkanku ke arah mana lagi, lusa entahlah mungkin terlalu jauh untuk dilukiskan jalan hidupnya.

Kuatkan aku, Tuhan.