"Halo, masih ingat dengan suara ini"
Aku terdiam sembari mengernyitkan dahi dua sampai tiga detik. Bukan mengingat, hanya sedikit menahan amarah.
Iya, tentu aku ingat. Pasti aku ingat. Mana mungkin aku lupa. Aku marah namun masih berupaya ramah.
"Iya aku ingat, ada apa?"
***
Empat tahun semenjak hari itu. Aku hanya berupaya melanjutkan hidup. Melakukan apa yang seharusnya kulakukan, dan seperti biasanya orang lakukan. Yang berbeda, aku hanya sedikit berjuang lebih keras melupakan satu orang yang sebelumnya berencana aku ingat selamanya.
Hari itu, terakhir kali kupegang tanganmu. Ucapan terakhir darimu yang mengakhiri semua.
Aku tak menangis, bukan berarti aku kuat. Aku tak menahanmu, bukan berarti aku tak memperjuangkanmu. Aku tak sedingin yang kau pikir, aku hanya berusaha menutupi kekecewaanku. Berusaha terlihat seperti lelaki.
Mungkin kau pikir aku bodoh. Kau pikir aku pemula dalam hal ini. Pengecut yang menyerah karena tak mampu membuktikan diri. Terserah yang ada dipikirmu saja. Bukan tak peduli dengan pikiranmu, hanya saja aku tak mau merusak hidupmu dan keluargamu.
***
"Kamu apa kabar? Udah lupa ya sama aku?"
"Gimana aku lupa, kamu ingetin lagi"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar