Laman

Selasa, 10 Januari 2012

Flow Life: January on This Night

      Malam semakin larut sang gelappun merangkak kian tinggi. Bulan yang semula bercermin ceria kini mulai merasakan lelahnya menetap terang. Desir suara angin yang penuh sepi semakin jelas terdengar merintih kala manusia mulai menyerah untuk bertahan dengan peluhnya. Saat itulah suara alam mulai terasa semakin beradu dengan hampa sendunya dunia dan berjalan dengan takdir serta ketetapan yang sejak lama mereka lakukan. 
      Saat semua berjalan, aku terdiam dalam sepi lalu kemudian bertanya pada diriku sendiri "Sudahkah takdirku berarah pada mimpiku?". Kemudian aku kembali terdiam dan menatap sekitar "Aku terjebak" bisikku dalam hati. Sejenak mulai kutahan nafasku dan kembali merasakan sepinya malam sampai tiba-tiba aku mulai kembali berfikir keras tentang pertanyaan yang tadi kuajukan. Aku berfikir..berfikir dan berfikir. Tak lama akupun mulai muak dengan beban fikiranku, muak dengan semua ketidakjelasan harapan yang ada di dadaku, muak dengan semua ambisi yang tak kukenali dan bosan dengan segala keteraturan bodoh yang kujalani. Entah berapa lama, aku mulai sadar bahwa diriku telah bersua dengan pikiran hasud sang penggoda hampa sehingga semua seperti buta. Saat itu aku mulai sadar bahwa aku telah kehilangan separuh dari jati diriku. Dengan cepat kemudian aku berdiri lalu kemudian beranjak dari tempatku bermimpi, kemudian aku beristighfar " astaghfirullah aladzim" Ya Tuhan mohon maafkanlah diriku, aku telah lupa akan janjimu.  Janji dimana setiap do'a akan kau kasihi dan setiap harapan akan kau kabulkan.
      Selang beberapa waktu setelah kusesali kesalahanku, kembali aku terdiam dalam tangisan kecilku sambil berusaha mengumpulkan kembali harapan dan ambisi yang pernah kujauhi. Setelah kurasa semua telah kembali,   aku mulai merasa bahwa diriku akan kembali. Entah Esok, lusa, ataupun dilain waktu aku pasti akan segera menemukan jati diriku yang sempat hilang. Kini, aku harus memulai segalanya dengan kebenaran dalam hatiku, kedamaian dalam fikirku dan ketenangan dalam jiwaku untuk sebuah pencapain yang tiada pernah bisa terukur keberadaannya. Untuk sebuah takdir yang berarah sempurna....




by: Ilham 39's

Tidak ada komentar:

Posting Komentar