Panas yang membentang
Angin berbaur debu yang makin kencang
Bersatu dengan lelah yang kian menantang
Melebur ditengah kantuk yang sedari tadi mengganggu
Tata letak yang tak beraturan
Juga intruksi yang tak bertujuan
Lalu lalang diatas penuh miringnya pikiran
Meluap seakan tak peduli dengan kapasitasnya
Memaksaku untuk berpikir cepat secepat laju angin
Berikutnya, saat satu persatu rantai telah terputus
Muncul beberapa duri yang mengusik kelembutan hati
Menyeruak muncul dengan tiba-tiba
Mencemarkan masalah yang membuatnya kembali memerah
Dan berharap semoga tak pernah datang lagi kesini
Sudahlah..
Jangan buat situasi ini semakin rumit karena bodohmu
Jangan pula belagak kondisional dengan keterbatasan ini
Biar kutinggalkan saja dirimu
Agar bisa kau rasakan sendiri rasanya menjadi burung berparuh dua
pergi saja sana!!
:IBL39

Bersatu dengan lelah yang kian menantang
Melebur ditengah kantuk yang sedari tadi mengganggu
Tata letak yang tak beraturan
Juga intruksi yang tak bertujuan
Lalu lalang diatas penuh miringnya pikiran
Meluap seakan tak peduli dengan kapasitasnya
Memaksaku untuk berpikir cepat secepat laju angin
Berikutnya, saat satu persatu rantai telah terputus
Muncul beberapa duri yang mengusik kelembutan hati
Menyeruak muncul dengan tiba-tiba
Mencemarkan masalah yang membuatnya kembali memerah
Jika bukan karena sebuah komitmen "respect"
Sudah kuinjak dengan kuat muasal hadirmu
Kuhancur leburkan dengan bodoh semua katamuDan berharap semoga tak pernah datang lagi kesini
Sudahlah..
Jangan buat situasi ini semakin rumit karena bodohmu
Jangan pula belagak kondisional dengan keterbatasan ini
Cukup diam dan nikmati saja alur ceritanya
Tidak perlu lelah kau keluarkan banyak kata dari mulutmu
Tapi jika memang kamu masih saja memaksaBiar kutinggalkan saja dirimu
Agar bisa kau rasakan sendiri rasanya menjadi burung berparuh dua
pergi saja sana!!
:IBL39
Tidak ada komentar:
Posting Komentar