Angin kencang bumbui siang dihari ini
Dimana cahaya masih terlalu panas untuk dinikmati
Beberapa memilih berdiam diri menunggu sejuk
Sebagiannya masih berjibaku keras dengan pekerjaannya
Kala suara pelan memekik di satu sudut
Semua tertuju pada kepakan sayap kecil diujung jalan
Menandakan kehidupan baru yang penuh harapan
Burung kecil yang teramat kerdil menyapa dengan senyum
Yang teramat polos lagi tak bernoda
Terlahir ditengah lingkungan mewah yang berbahagia
Namun sayang, tidak untuk sang burung kecil
Yang tidak merasankan indahnya dunia seperti kebanyakan
Yang tidak pula dunia berpihak pada kebahagiaannya
"itulah takdir yang memandu kita ke jalan yang telah dipilih"
Burung kecil tidak begitu mengerti dengan keadaannya
Namun tidak juga terima dengan kenyataan yang ada padanya
"Dunia ini hanya terdiam, mengapakah aku tidak menaklukannya?"
"Dunia ini begitu lemah, mengapa aku bisa terkalahkan olehnya?"
Pikirnya dalam lamunan kesendirian
Kemudian saat ia beranjak kuat
Saat sayapnya cukup mengerti dengan kesesuaian mimpi
Ia terbang untuk pergi taklukkan dunia
Dengan tekadnya dan segenap keyakinannya
Keluar dari lingkungan dan temukan semangat baru
Lama setelah semua terlalui
Kala semua yang ia cari telah ditemui, ia berenung tenang dengan dirinya
"inikah dunia? tidak ada yang spesial dari dunia ini" imbuhnya dalam renungan
Ia hanya kepalsuan nyata yang membutakan"
Kemudian saat bosan menghampirinya
Ia tak berpikir untuk kembali pada dunia
Ia memilih untuk kembali pada awal mulanya
Keadaan dimana dunia tak jadi fokus hidupnya
Dimana hidup berjalan dalam kesederhanaan
Kala senyum menjadi hidangan dalam keseharian
IBG39
ANV10th

Beberapa memilih berdiam diri menunggu sejuk
Sebagiannya masih berjibaku keras dengan pekerjaannya
Kala suara pelan memekik di satu sudut
Semua tertuju pada kepakan sayap kecil diujung jalan
Menandakan kehidupan baru yang penuh harapan
Burung kecil yang teramat kerdil menyapa dengan senyum
Yang teramat polos lagi tak bernoda
Terlahir ditengah lingkungan mewah yang berbahagia
Namun sayang, tidak untuk sang burung kecil
Yang tidak merasankan indahnya dunia seperti kebanyakan
Yang tidak pula dunia berpihak pada kebahagiaannya
Saat ia bertanya pada ibunya "Ibu, dimanakah dunia meletakkan kita?"
"Dunia telah menjauh dari kita, dan tidak menempatkan kita pada poros terbaiknya" jawab sang ibu
"Mengapakah demikian dunia memperlakukan kita?''"itulah takdir yang memandu kita ke jalan yang telah dipilih"
Burung kecil tidak begitu mengerti dengan keadaannya
Namun tidak juga terima dengan kenyataan yang ada padanya
"Dunia ini hanya terdiam, mengapakah aku tidak menaklukannya?"
"Dunia ini begitu lemah, mengapa aku bisa terkalahkan olehnya?"
Pikirnya dalam lamunan kesendirian
Kemudian saat ia beranjak kuat
Saat sayapnya cukup mengerti dengan kesesuaian mimpi
Ia terbang untuk pergi taklukkan dunia
Dengan tekadnya dan segenap keyakinannya
Keluar dari lingkungan dan temukan semangat baru
Lama setelah semua terlalui
Kala semua yang ia cari telah ditemui, ia berenung tenang dengan dirinya
"inikah dunia? tidak ada yang spesial dari dunia ini" imbuhnya dalam renungan
"Ternyata dunia tak seindah yang kupikirkan. Tak juga semanis yang orang lain katakan
Ia hanya mampu biaskan sinar tanpa tunjukkan wujud aslinya
Tidak bisa berpihak meski semua mengejarnyaIa hanya kepalsuan nyata yang membutakan"
Kemudian saat bosan menghampirinya
Ia tak berpikir untuk kembali pada dunia
Ia memilih untuk kembali pada awal mulanya
Keadaan dimana dunia tak jadi fokus hidupnya
Dimana hidup berjalan dalam kesederhanaan
Kala senyum menjadi hidangan dalam keseharian
IBG39
ANV10th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar